BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
dalam mengarungi bahtera kehidupan ini tidak lepas dari apa yang
mendasari dan memprakarsainya dengan melakukan perencanaan serta penataan hidup
berdasar orientasi yang jelas sebagai upaya untuk mencapai esensi dari sebuah
kehidupan. karena pada hakekatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT dan hidup
di dunia tidak lepas dari tugas dan tujuan. untuk memenuhi konsekuensi itu maka
manusia membutuhkan suatu pegangan dan pedoman untuk mengetahui dengan jelas
arah mana yang ingin dicapainya. Pegangan dan pedoman untuk mengetahui arah
tersebut dinamakan dengan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas,
manusia akan memiliki prinsip atau landasan tentang bagaimana ia memecahkan
masalah-masalah baik yang sedang dihadapi maupun masalah orang lain, baik
personal maupun kelompok masyarakat.
Ibarat
sebuah kendaraan, pandangan hidup merupakan bagian yang sangat principal yaitu
kemudi atau setir. Dengan adanya kemudi atau setir pengemudi dapat leluasa
menjalankan roda kendaraan sesuai arah dan tujuan yang diinginkan. Namun
demikian, dalam menempuh perjalanan pengemudi juga harus memperhatikan serta
mentaati norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada seperti halnya mentaati
peraturan lalu lintas. Begitu juga dengan pandangan hidup, kedudukan pandangan
hidup dalam diri manusia adalah sebagai kemudi untuk menjalankan roda kehidupan
sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapainya dengan berlandaskan tatanan
norma-norma dan nilai-nilai yang belaku dalam kehidupan. Dengan adanya
pandangan hidup manusia mampu mengorganisir arah hidupnya sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
B.
Rumusan masalah
Dalam
penulisan makalah yang berjudul “manusia dan pandangan hidup”, penulis
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. apakah pengertian pandangan hidup dan dari manakah
sumber-sumbernya?
2. apakah komponen-komponen dari pandangan hidup?
3. bagaimanakah yang dimaksud dengan manusia dan pandangan hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dan pandangan hidup
2.1. Pengertian Manusia Dan
Pandanagan Hidup
Menurut
kamus bahasa Indonesia bahwa “manusia” diartikan sebagai makhluk yang berakal
budi atau insan, beda dengan hewan yang tak mempunyai akal, jadi secara tidak
langsung kita dituntut untuk berpikir, Allah berfirman yang artinya : ”
demikian lah allah menerangkan ayat-ayat nya kepadamu supata kamu berfikir”
(QS. Al-Baqarah:219). dan yang dimaksud pandangan hidup menurut Prof.
Abdul Kadir Mohammad, S.H. didalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Budaya
Dasar adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai
kehidupan yang memberikan manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman,
pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak timbul dalam waktu
singkat, tetapi melalui proses pengalaman yang terus menerus dan lama, sehingga
nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam penerapannya. Hasil pengujian
itu dapat diterima oleh akal dan diakui kebenarannya. Atas dasar ini, anggota
masyarakat menerima hasil pemikiran yang berupa nilai-nilai kehidupan itu
sebagai pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk yang disebut pandangan
hidup.
Sedangkan
menurut Drs. Supartono W., M.M. didalam bukunya “ilmu budaya dasar” bahwa
“pandangan hidup” adalah bagimana manusia memandang atau bagaimana manusia
memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang tentu
berbeda beda, timbullah pandangan hidup yang secara umum yang dapat
dikelompok-kelompokan yang disebut aliran atau paham. Misalnya bahwa manusia
sebaiknya mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham kapitalisme dan
manusia yang sebaiknya mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat yang
menimbulkan paham sosialaisme.
Berdasarkan nilai hidupnya Eduard Spranger membagi manusia atas enam
tipe, yaitu manusia ekonomi, politik, social, pengetahuan, seni dan agama.
Dengan klasifikasi tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang
yang suka bekerja, suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan.
Dari sifat-sifat akan lahir manusia yang disebut homoekonomikus, yang
mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX,
terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu
kapitalisme dan sosialisme. Paham kapitalisme banyak berkembang di
negara-negara barat, mereka berpandangan bahwa kapitalisme adalah seorang
individu yang berusaha untuk dirinya sendiri dengan modal yang dimiliki guna
mengembangkan dirinnya sendiri. Sedangkan paham sosialisme umumnya berkembang
di negara-negara timur , paham ini bertolak belakang dengan paham kapiitalisme.
Di dalam sosialisme dinyatakan bahwa mengutamakan kepentingan umum lebih di
prioritaskan daripada mengutamakan kepentingan pribadi. Demikian contoh
pandangan di tunjau dari segi ekonomi, masih banyak pandangan kain selain
ekonomi seperti,2 politik, sosial, pengetahuan, seni dan agama.
Pandangan hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia
pada umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna yang merupakan
wujud pertama kebudayaan yang tidak boleh dari terlepas dari nilai budaya.
Dalam masalah manusia dan nilai budaya.
Cluckhohn
Dalam karyanya variations invalue orientation tahun 1961
mengemukakan tentang adanya lima masalah dasar manusia yaitu, manusia dan
hidup, manusia dan sesama manusia, manusia dan karya. Dan dari ketiga masalah
tersebut, juga dapat dikembangkan bagaimana manusia memandang kehidupan yang
lain berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianggapnya paling baik. Oleh karena
itu dalam masalah dasar manusia dan waktu ada manusia yang mengutamakan waktu
yang lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang. Panfangan manusia yang
berkaitan dengan waktu. Wujudnya antara lain adalah cita-cita.
2.2. Konsep
Pandangan Hidup
Setiap masyarakat mempunyai arah dan pandangan hidup yang menjadi arah dan
penentu masa depan mereka. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat,
pandangan hidup digolongkan menjadi dua (konsep), yaitu paandangan hidup
tradisional dan pandangan hidup modern.
A. Pandangan
hidup tradisional
Pandangan
hidup tidak akan berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam kehidupan
bermasyarakat. Apabila manusia itu hidup bermasyarakat maka akan terjadi suatu
proses interaksi yang teratur guna mewujudkan tradisi hidup bersama dan
keteraturan tersebut harus di patuhi oleh setiap anggota masyarakat karna
dianggap baik, benar, bermanfaat, dan menguntungkan semua pihak dalam mencapai
tujuan hidup bersama, hal tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga
menjadi kebiasaan yang membudaya. Dalam pandangan Ilmu Sosial Budaya Dasar
pandangan sosial ini disebut sistem nilai budaya. Karena berkembang secara
turun menurun sesuai dengan tradisi masyarakat, maka sistem nilai budaya ini
disebut juga pandangan hidup tradisional.
Pandangan
hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam
norma kehudupan tradisional, seperti:
1.
Norma
kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional.
2.
Norma
kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional kekeluargaan.
3.
Norma
kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong royong,
dll.
Jadi,
pandangan hidup tradisional disandarkan kepada nilai-nilai tradisi yang
berkembng secara turun-temuruna yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat,
sehingga dijadikan pedoman bagi hidup mereka.
B.
Pandangan
hidup modern
Padangan
hidup modern selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasisi organisasi
atau parpol. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi pandang hidup itu disebut ideologi.apabila
organisasi itu organisasi politik, pandangan hidupnya disebut ideologi
politika. Apabila organisasi itu adalah negara, pandangan hidupnya disebut
ideologi negara. Berbeda dengan pandangan hidup tradisional yang didasarkan
atas keteraturan dan kesadaran, maka pandangan modern didasarakan atas
kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan (politic autority based on power
and force).
2.3. Unsur-unsur pandangan hidup
a. Cita-cita
menurut
kamus umum bahasa indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan
dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan maupun tujuan
tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa
mendatang.
Dengan
demikian , cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan
hidup masa datang. Cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama
makin tinggi, dengan kata lain cita-cita mer upakan keinginan, harapan, dan
tujuan hidup manusia yang makin tinggi tingkatnya. Mereka yanga mengharapkan
masa depan yang lebih baik, pada umumnya adalah golongan muda yang pada masa
sekarang belum memiliki posisi yang baik, dan pada masa lampau tidak memiliki
sama sekali.
Dapat atau
tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita citakannya tergantung pada tiga
faktor:
1. Manusianya,
yaitu yang memiliki cita-cita
Untuk
mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusiannya itu sendiri, terutama kualitasnya, karena
manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat nebcapai
cita-citanya, dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja. Ada
tiga kategori sifat manusia berhubungan dengan cita-cita. Keras, lunak dan
lemah. Orang yang keras tidak akan berhenti melakukan sesuatu hal sampai
cita-citanya itu terwujud. Orang yang berhati keras biasanya akan memperoleh
hasil dengan gemilang dan sukses. Orang yang berhati lunak ia selalu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam mencapai cita-citanya. Namun ia
tetap berusaha untuk mewujudkannya, karena itu biar pun lambat tetapiia akan
berhasil juga dalam mengejar cita-cita. Orang yang berhati lemah, mudah
terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan ia cepat-cepat
pindah haluan, berpendah haluan.
2. Kondisi yang
dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya
Pada
dasarnya, ada dua kondisi yang dapat
mempengaruhitercapainya cita-cita, yaitu yang
menguntungkan dan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah faktor
yang mamperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedang faktor yang menghambat
adalah kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
3. Seberapa
tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Tingginya
suatu cita-cita merupakan suatu hal yang harus dipegangi oleh seorang manusiayang ingin mencapai cita-citanya. Bung
Karno pernah menganjurkan agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi
bintang dilangit. Namun, seseorang tidak menelan kata-kata itu begitu saja,
banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan seberapa tinggi
cita-cita yang ingin dicapai. Bagaimanakah faktor manusianya? Mampukah
yang bersangkutan mencapainya? Bagaimanakah faktor kondisinya, mungkinkah
hal itu? Apakah dapat merupakan pendorong ataukah penghalang?
b. kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang
sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena
menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita
harus melihat dari tiga segi, yaitu :
- Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan
hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang
baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
- Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari
kemasyarakatan.
- Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia
pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan
agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,
untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara
Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum
agama.
Jadi,
kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa
baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar
tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada
pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu
ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud
mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu
pembawaan, lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih
dalam kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di
pusakaidari orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki
pembawaan yang sama, Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu(determinan) di dalam tubuh ibu dan ayah berjumlah sangat
banyak, dan pada saat konsepsi (percampuran sel-sel), benih itu saling
berkombinasi dengan cara yang bermacam-macam.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang
membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir.
Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Pengalaman, Pengalaman yang kha yang pernah diperoleh seseorang
dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya
negatif, maupun pengalaman manis yang sifaynya positif dapat memberi manusia
suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang
mengambil tindakan.
Dalam
praktiknya, dari ketiga faktor di atas timbul pertanyaan, manakah yang paling
dominan untuk mempengaruhi seseorang? Sulit diberikan jawaban karena
ketiga-tiganya terjalin sangat erat. Di samping itu, ketiga faktor tersebut
mempunyai kekuatan yang berbeda dalam membentuk pribadi seseorang.
Diibaratkan, semua gelas di meja diisi minuman kopi, tetapi rasanya di antara
yang satu denganyang lain berbeda. Hal itu salah satunya disebabkan oleh
kualitas kopinya. Yang berbeda. Jelaslah kiranya, mengapa terjadi perbedaan
kepribadian seseorang dari yang lain. Salah satu sebab adalah karena
kualitasnya yang berbeda-beda. Tingkah laku itu sendiri sesungguhnya juga akan
memperlihatkan pandangan hidup seseorang yang memang berbeda satu dari yang
lain.
c.
Sikap hidup
Sikap hidup
adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap
positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis?
Apakah kita mempunyai sikap apatis?
Sikap itu ada di hati kita dan hanya kitalah yang tau. Orang lain hanya baru
tahu setelah kita bertindak. Sebagai contoh: si A datang ke si B. Amarah marah
karena perlakuan Si B yang tidak dapat diterima oleh si B. Sekarang bagaimana
sikap si B ini?, apakah B menghadapi A dengan sikap tak bersahabat? Ataukah
sebaliknya, yaitu dengan sikap yang ramah?, itu semua bergantung pada sikap si
B.
Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap-sikap dan sudah tentu setiap
orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang
membentunya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti hal nya
seorang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena
dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap itu.
Sikap juga dapat berubah karena situasi, kondisi, dan
lingkungan seperti hal nya janda muda dan cantik, semula sikapnya ramah
terhadap siapapun, tetapi setelah ibu-ibu menaruh curiga dan memfonisnya
sebagai tukang menggoda suami orang, maka sikap nya menjadi pendiam dan apatis
terhadap ibu-ibu (kabut sutra ungu).
Dalam
menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau
menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan sikap non etis. Sikap
etis ini disebut juga sikap positip, sedangkan sikap non etis disebut sikap
negatif, ada tujuh sikap etis yaitu: sikap lincah, sikap tenang, sikap halus,
sikap berani, sikap arif, rendah hati, dan sikap bangga. Adapun sikap non etis
adalah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, dan
sikap rendah diri, sikap-sikap itu harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi,
karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan
bangsa. Selain dari itu da sikap dalam menghadapi keluarga, saudar tua/muda.
Sikap,
disebut juga dengan etika, ketika kita berbicara mengenai sikap hidup, maka
secara otomatis kita juga membicarakan etika hidup. Drs. Ach. Charis Zubair
(1982:21) dalam bukunya kuliah etika menyebutkan bahwa noma yang
berlaku umum ada tiga, yaitu sopan santun, hukum dan moral. Norma sopan santun
hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma ini terbentuk menurut pendapat
kebanyakan orang, sehingga dapat diubah menurut kebutuhan.
Norma hukum dalam prakteknya dapat dikatakan sebagai hukum itu sendiri, dan
berlaku imasyarakat modern, antara lain hukum perdata dan pidana yang
masing-masing memiliki sangsi. Seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap
hukum akan dikenakan sangsi.
Sedangkan
yang disebut norma moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya
dengan moral dan atau kesusilaan. Suatu hal yang paling peka dalam hubungannya
dengan moral adalah hubungan seksual. Dalam ikatan pernikahan hubungan seksual
antara suami dan istri itu sah adanya sehingga anak yang dihasilkan merupakan
anak yang sah semua itu telah diatur dalam hukum, bisa hukum civil, bisa juga
hukum agama. Tidak demikian deengan hubungan seksual diluar nikah. Dalam masyarakat
tradisional, hubungan ini sangat dilarang oleh agama, khususnya islam, hal ini
merupakan dosa besar sehingga pelakunya harus dijatuhi hukuman yang keras.
Mereka yang melakukan dapat dipaksa untuk melakukan perkawinan yang sah (kawin
hansip) atau rajam.
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap
manusia yang ingin sejahtera dalam srtian harus bekerja keras sebagaian besar
waktu hidup manusia digunakan usaha atau perjuangan atau bekerja. Tanpa
usaha atau oerjuangan hidup manusia tidak akan sempurna dalam arti yang
manusiawi. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, dia harus bekerja keras.
Apabila manusia ingin menjadi ilmuwan, dia harus sekolah dan belajar
rajin atau tekun serta memenuhi seluruh persyaratab dan ketentuan akademik.
Kerja keras
dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Para
ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada dengan
jasmaninya, sebaliknya para buruh, seperti petani lebih banyak menggunakan
jasmani daripada otaknya. Para tukang dan para ahli teknisi lebih banyak
menggunakan ke dua-duanya daripada salah satunya.Para politisi lebih banyak
kerja otajk daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja
jasmani daripada kerja otak.
Kerja keras
pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya, pemalas membuat manusia itu miskin serta melarat dan in i berarti
menjatuhkan nama dan martabat diri sendiri.
d.
Keyakinan
atau kepercayaan
Keyakinan
atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasaan tuhan. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat kita ikuti uraian Prof.
Dr. Harun Nasution (1981) mengenai aliran-aliran filsafat. Yaitu aliran
naturalism, intelektualisme, dan aliran gabungan.
1.
Aliran
naturalism
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur dan natur itu dari tuhan. Akan tetapi bagi yang
tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam
semesta lengkap dengan hokum-hukum nya. Manusia hanyalah manusia yang lemah
hanya mampu berusaha dan berencana, pada akhirnya hanya tuhan lah yang
menentukan.
Aliran
naturalisme berintikan spekulasi, mungkin tuhan itu ada atau tidak ada , yang
bisa dijadikan landasan adalah keyakinan. Manusia adalah ciptaan tuhan, oleh
karena itu manusia mengabdi kepada tuhan berdasarkan ajaran tuhan, yaitu agama.
Ajaran agama
ada dua macam:
a.
Ajaran agama
yang dogmatik, sjfat nya absolut, yang disampaikan oleh tuhan melalui nabi. Dan
terdapat dalam kitab suci alqur’an.
b.
Ajaran agama
dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia. Sifatnya
relatif.
Apabila
aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia
itu bermula dari tuhan, dan mengakui bahwa kebajikan itu datang nya dari tuhan
yang maha Esa.
b.
Aliran
intelektualisme
Dasar aliran
ini adalah logika, manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir,
mereka menyatakan bahwa kebajikan itu diputuskan melalui akal, walaupun kadang
berbenturan dengan hati nurani.
Akal berasal
dari kata bahasa arab, yaitu kalbu yang berarti hati, sehingga muncullah
ungkapan “hati nurani”, yang artinya daya rasa. Di barat hati nurani ini
menipis, justru yang mereka kedepankan adalah akal/logika, berbeda dengan orang
timur menurut akal benar belum tentu menurut hati nurani benar.
Aliran ini
apabila dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia bermula dari
akal, jadi pandangan hidup bermula dari keyakinan atau kebenaran yang diterima
oleh akal. Pandangan hidup inilah yang disebut dengan “liberalisme” yaitu
kebebasan akal, dimana kebebasan akal dapat menimbulkan kebebasan bertingkah
laku, walaupun bertentangan dengan hati nurani.
c.
Aliran
gabungan
Aliran ini
gabungan dari dua aliran diatas, yaitu menggabungkan antara suara hati dan
suara akal.
Jika hati nurani dinomor duakan maka, mereka tidak lagi berfikir individu
tetapi kolektif (yaitu dengan masyarakat), dan aliran ini dinamakan aliran
sosialisme.
Dan jika antara hati nurani dan akal itu berimbang, maka akan diputuskan
sesuatu yang benar menurut akal dan hati nurani, paham ini d inamakan
sosialisme religius.
BAB III
ANALISIS
1.
Analisa penulis
Setelah kita
mempelajari manusia dan pandangan hidup ini, sekirannya dapat memberikan
pemahaman terhadap kami dan membuat sebuah analisa berdasarkan materi
manusia dan pandeangan hidup.
Sesungguhnya
manusia hidup didunia ini mereka memiliki jalan masing-masing berdasarkan
kemauannya, terlebih mereka dalam memandang hidup itu seperti apa.
Pandangan
hidup adalah sebuah konsep tentang kehidupan atau bagaimana mereka memandang
hidup ini, sehingga muncullah berbagai macam paham seperti kapitalis, liberalis,
dll.
Konsep
pandangan hidup meliputi beberapa unsur-unsur, meliputi: cita-cita, kebajikan,
usaha, dan keyakinan. Unsur-unsur tersebut merupakan satu rangkaian kesatuan
yang tidak dapat terpisah. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, yang mungkin
dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah
kebajikan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia
tertib, damai, tentram, sejahtera dan bahagia. Usaha adalah kerja keras yang
dilandasi oleh keyakinan. Keyakinan diukur dengan kemampuan akal, jasmani, dan
iman kepada tuhan yang maha Esa.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pandangan
Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan
individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan
serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah
dirumuskan.
Setiap orang,
baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling
tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang
berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya,
apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal
yang bersifat negative.
Dalam
pembagiannya pandangan hidup dapat di bagi menjadi:
Cita-cita
Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita
mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis
atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?.
Yang
pastinya manusia sebagai makhluq yang di beri kelebihan akal oleh Allah
haruslah menggunakan akal itu dengan sebaik-baiknya. Termasuk untuk melihat
masa depan dengan menyusun pendangan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu
sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti, 2005.
Dr. Supartono W., M.M., Ilmu
budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003.
Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu
budaya dasar, jakarta: PT. bumi aksara, 2001.
isdstai.blogspot.com. ”
manusia dan pandangan hidup ”. http://isdstai.blogspot.com/2009/03/manusia-dan-pandangan-hidup.html. di unduh pada tanggal 11 mei 2011.
Tim penyusun kamus bahasa Indonesia,
kamus bahasa Indonesia, Jakarta: pusat bahasa depdiknas, 2008.
0 Comments:
Post a Comment