BAB 1
PENDAHULUAN
Di
jaman yang sepertisekarangini, cukup
banyakperusahaantidakhanya
di Indonesia yang menggunakanjasakaryawan yang bisabekerjalebihefektifdanefisien.Hal
iniditujukan agar tujuandariperusahaantersebut bisatercapai dan terlaksanadenganbaik.Oleh
Karenaitudiperlukansebuah proses yang cukup panjang agar bisamendapatkankaryawanyang dibutuhkan. Proses
tersebutdilakukansebelumdansetelahmenerimakaryawan.
Yang
pertamadilakukanadalahmenyeleksisemuacalonkaryawan, seleksi yang
dilakukanuntukmedapatkankaryawan yang bisamemenuhipersyaratan
yang diajukanolehperusahaantersebut.Proses seleksi ada ditangan manajemen
personalia.Analisa jabatan, perencanaan sumberdaya manusia, dan penarikan
dilakukan terutama untuk membantu seleksi personalia. Bila seleksi dilaksanakan
dengan tidak tepat, upaya-upaya sebelumnya tersebut akan sia-sia. Oleh karena
itu, seleksi adalah kunci sukses manajemen personalia, dan bahkan sukses di
dalam organisasi itu sendiri.
Setelahcalonkaryawanmemenuhipersyaratan
yang diajukanolehperusahaan, masukkepersyaratankeduayaitu proses penempatan.
Penempatan yang
dimaksudadalahmenempatikaryawansesuaidengankemampuannya.Karenabanyakdijumpaipermasalahantentangkaryawan
yang bekerjatidaksesuaidengankemampuannya, sehinggatujuan yang
telahditetapkantidaktercapaisecaramaksimal.Perlunyapenempatansangat absolute untukmemenuhibakatdankeahlianparatenagakerjadidalamsuatu
perusahaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Seleksi dan Penempatan
a. Menurut
T.Hani Handoko, menyatakan bahwa:
“seleksi adalah
serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar
diterima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan
kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak departemen personalia, penarikan,
dan seleksi digabungkan dan disebut employment Function.”
b.
Menurut Faustino Cardoso Gomes, menyatakan bahwa:
“Seleksi dan penempatan merupakan
salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia.seleksi dan
penempatan merupakan serangkai langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang
ada di dalam organisasi.”
c. Menurut
Alex S. Nitisemito menyatakan bahwa :
“Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan
yang paling tepat dalam jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat
ditariknya”
d. Menurut Bambang Wahyudi menyatakan bahwa :
“Seleksi
tenaga kerja diartikan sebagai proses pemilihan beberapa orang dari sekumpulan
orang-orang pada preferensi tertentu dan seleksi ini bertujuan untuk mencari
atau memilih tenaga kerja yang sesuai dengan persyaratan atau kualifikasi
jabatan tertentu”.
e. Menurut
Marihot T. E. Hariandja menyatakan bahwa :
“Penempatan merupakan
proses penugasan/pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada
tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda”.
f. Menurut
Mathis & Jackson menyatakan bahwa :
“Penempatan adalah
menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa
baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan
kualitas pekerjaan.
g. Menurut
B. Siswanto Sastrohadiryo yang dikutip
oleh Suwatno.
“Penempatan pegawai adalah untuk
menempatkan pegawai sebagai unsur pelakasana pekerjaan pada posisi yang sesuai
dengan kemampuan, kecakapan dan keahliaanya”.
Berdasarkan
definisi yang yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa seleksi adalah suatu proses untuk menerima para pelamar atau menolaknya.
Sedangkan penempatan adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk menentukan posisi/ jabatan seseorang.
2. Proses Seleksi
Proses
seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan
apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah–langkah ini mencakup pemaduan
kebutuhan–kebutuhan kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak departemen
personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan disebut Employment function.
Proses
seleksi adalah pusat manajemen personalia.Analisa jabatan, perencanaan sumber
daya manusia, dan penarikan dilakukan terutama untuk membantu seleksi
personalia.
A.
Masukan –
Masukan Seleksi
Para
manajer personalia menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan
penerimaan karyawan baru. Proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting.
Informasi analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan
dan standar-standar prestasi yang diisyaratkan jabatan.Rencana-rencana sumber
daya manusia memberitahukan kepada manajer personalia bahwa ada lowongan
pekerjaan. Akhirnya, penarikan agar manajer personalia mendapatkan sekelompok
orang yang akan dipilih. Ketiga masukan ini sangat menentukan efektivitas
proses seleksi.
Disamping
itu, manajer personalia harus menghadapi paling tidak tiga tantangan, yaitu
tantangan-tantangan suplai, ethis dan organisasional. Berbagai tantangan ini
sering menjadi kendala proses seleksi.
a.
Tantangan – Tantangan Suplai
Semakin
besar jumlah pelamar yang “qualified” maka akan semakin mudah bagi departemen
personalia untuk memilih karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya,
banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer profesional sekarang ini,
sangat sulit dipenuhi.Keterbatasan suplai tersebut menyebabkan organisasi tidak
leluasa memilih calon karyawan terbaik.
b. Tantangan– Tantangan Ethis
Penerimaan
karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dan kantor penempatan
tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola
organisasi. Bila standar-standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin
dipilih secara tidak tepat.
c. Tantangan– Tantangan Organisasional
Proses
seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi prasarana dengan mana organisasi
berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasarannya. Secara alamiah,
organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan, seperti anggaran atau sumber
daya lainnya yang mungkin akan membatasi proses seleksi. Disamping itu,
berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi juga merupakan
batasan-batasan.
B. Langkah
– Langkah Dalam Proses Seleksi
a. Penerimaan pendahuluan
Proses
seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para
pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke
kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi.
Bila
pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Ini akan sangat
membantu dalam upaya menghilangkan kesalahapahaman dan menghindarkan pencarian
informasi dari sumber tidak resmi (“jalan belakang”).
b.
Tes-tes
penerimaan
Tes-tes
penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif obyektif
tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para
karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang
menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian
pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar tes
dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid. Validitas
berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan
prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya.
c. Wawancara seleksi
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar.Pewawancara
(interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum.Dapatkah pelamar melaksanakan
pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara
mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap
para calon karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau
rendah, maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah
: pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari
perusahaan.
Wawancara
seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas.
Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan dalam proses seleksi
karena efektivitasnya dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.
d.
Pemeriksaan referensi
Bagaimana
tipe pelamar?Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya?Bagaimana
sifat-sifat atau kepribadian pelamar?Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
departemen personalia menggunakan berbagai referensi.
Personal
references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau
teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta
perusahaan.Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi
biasanya hanya menekankan hal-hal positif.Oleh karena itu, referensi pribadi
pada umumnya jarang digunakan.
Employment
references.Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar.Banyak
spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi tersebut,
karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi
yang benar.
e. Evaluasi medis
Proses
seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan
karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk
menunjukkan informasi kesehatannya.Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter
diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri.Evaluasi medis memungkinkan
perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan asuransi jiwa,
mendapatkan karyawan yang memenuhi persayaratan kesehatan fisik untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan yang dapat mengatasi
stress fisik dan mental suatu pekerjaan.
f.
Wawancara atasan langsung
Atasan
langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggungjawab atas
para karyawan baru yang diterima.Oleh karena itu, pendapat dan persetujuan
mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final.Penyelia sering
mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara lebih
tepat.Atas dasar ini banyak organisasi yang memberikan wewenang kepada penyelia
untuk mengambil keputusan penerimaan final.
Komitmen
para penyelia pada umumnya akan semakin besar bila mereka diajak berpartisipasi
dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling baik diperoleh melalui
supervisory interview.Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan, penyelia
menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama, dan seluruh kecocokan
pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif untuk meminimumkan
pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami perusahaan dan pekerjaannya
sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja pada perusahaan.
g.
Keputusan penerimaan
Apakah
diputuskan oleh atasan langsung atau departement personalia, keputusan
penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandangan hubungan masyarakat
(public relations), para pelamar lain yang tidak terpilih harus diberitahu.
Departemen personalia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang ditolak
untuk lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati berbagai
macam tahap proses seleksi.
3.
Syarat – Syarat
Seleksi dan Penempatan
Syarat-syarat yang dimaksud adalah:
a. Informasi analisis jabatan, yang
memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi
yang disyaratkan setiap jabatan;
b. Rencana-rencana sumber daya manusia,
yang memberikan informasi kepada manager tentang tersedia / tidaknya lowongan
pekerjaan dalam organisasi;
c. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang
akan menjamin manager bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
4. Pengaruh Nilai dan terhadap Seleksi dan
Penempatan
Fungsi seleksi dan penempatan ini
juga sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai.Para legislator yang terpilih, dan
para eksekutif teras berusaha menetapkan kriteria seleksi dan penempatan,
bahkan promosi, yang sesuai dengan falsafah – falsafah politik dan
tujuan-tujuan program dari para pejabat terpilih. Cara pelaksanaan tersebut mulai
dari spoils system dalam mana
kebanyakan jabatan diisi berdasarkan political
patronage, hingga ke merit system
dalam mana kebanyakan para pekerja adalah pegawai – pegawai yang berpengalaman
dengan orang-orang yang dipilih secara politik sebagai pimpinan instansi.
Proses pembuatan keputusan dan
implementasi terus menjadi tempat persaingan nilai
tersebut. Bahkan hubungan sering ditandai dengan ketegangan, bukan karena
masing-masing kelompok berusaha menghalangi yang lain, tetapi karena
masing-masing kelompok scara khas ingin mewujudkan nilai-nilai yang menjadi
pokok perspektif mereka.
Nilai yang dewasa ini yang menonjol
pengaruhnya terhadap proses pencarian instansi adalah social equity, dan nilai ini merupakan yang paling menantang nilai
pencarian tradisional.
5. Tes
Keabsahan (validation) dan Bentuk-Bentuk Keabsahan
Tes validasi adalah penentuan
cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan syarat pekerjaan. Dimana
terdapat 3 strategi validitas, yaitu:
a. Empirical Validation,
ini
dikenal dengan keabsahan kriteria (criterion validation) yang menghendaki bahwa
suatu angka test dalam pengertian statistik dapat dikorelasikan secara
signifikan dengan unsur penting dari performansi kerja. Sehingga tes ini akan
memakan waktu dan uang dan dapa menjadi tidak praktis bagi organisasi yang
mempekerjaan sedikit orang pada suatu klas pekerjaan.
b. Construct Validation,
adalah tes yang mengidentifikasikan
ciri-ciri psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan keberhasilan
kinerja pekerjaan tersebut. Ini membutuhkan jasa konsultan yang valid dan
independen.Dan tes ini merupakan metode pilihan untuk jabatan pemerintahan
dalam rangka peningkatan produktifitas dan kejelasan harapan kinerja.
c. Content Validation,
tes ini menuntut adanya kualifikasi
minimum yang logis yang dikaitkan dengan kewajiban dari jabatan yang akan
ditempati, standar kinerja realistik, ketrampilan, pengetahuan sesuai dengan
SKAs. Tes ini juga dapat digunakan untuk kriteria seleksi dan promosi dengan
mengukur kinerja seorang pekerja.
6.
Metode – Metode Seleksi dan Penempatan
Adapunkesembilan metode yang biasa digunakan dalam
melaksanakan seleksi dan penempatan:
a.
Tinjauan
data biografis
Tinjauan
mengenai pendidikan dan pengalaman seorang pelamar, melalui suatu bentuk
pengajuan lamaran yang dibakukan, adalah metode yang paling dasar dalam proses
seleksi. Pendidikan dan pengalaman menjadi unsure penting dari catatan
perorangan dari para pelamar yang terpilih.
b.
Tes-tes
bakat/ ketangkasan
Tes
ketangkasan secara relative tidaklah mahal untuk dilaksanakan, dan pastinya
menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi.Tes ini mengukur cirri-ciri
kepribadian, yang kemudian dibandingkan dengan profil-profil dari pekerja yang
ada yang dianggap sukses, atau terhadap cirri-ciri yang diduga keras berkaitan
dengan kinerja.
c. Tes-tes kemampuan
Tes ini mengukur luasnya kemampuan umum atau
keterampilan-keterampilan yang berkaiatan dengan kinerja pekerjaan.
d. Ujian-ujian penampilan (Tes
Performansi)
Semakin
kuat tes kemampuan merangsang tugas-tugas pekerjaan dan konteks yang aktual,
tes tersebut semakin kuat menjadi sebuah tes performansi.
e. Referensi-referensi
Referensi merupakan metode seleksi yang penting, dipakai
untuk memeriksa pendidikan dan riwayat-riwayat atau untuk memperoleh keterangan
tentang kepribadian atau keterampilan pelamar.
f. Evaluasi kinerja (hanya untuk
penilaian promosi dari pekerja-pekerja yang sudah ada)
Evaluasi-evaluasi performansi digunakan untuk menilai
potensi bagi penugasan kembali atau promosi, atau bahkan persyaratan bagi
lowongan promosi tertentu.
g.
Wawancara-wawancara
Wawancara akan memberikan kesempatan kepada oragnisasi untuk
mengamati kinerja/ penampilan seorang pekerja dan keterampilan-keterampilan
antarperorangan, dan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimuat dalam form-form
lamaran.
h.
Pusat-pusat
penilaian
Metode ini berusaha memperkenalkan beberapa pelamar dengan
keadaan-keadaan kerja yang dapat merangsang kinerja karyawan pada tugas-tugas
yang berkaitan dengan pekerjaan.
i.
Suatu
masa percobaan
Metode ini memberikan tanggungjawab kepada supervisor untuk
mengeluarkan pekerja yang tidak memuaskan atau tidak memiliki kemampuan memadai
sebelum mereka mencapai status karirnya, dan memberikan tanggungjawab kepada
manajer kepegawaian untuk mengembangkan system evaluasi masa percobaan yang
valid.
7. Kendala– Kendala dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan
Beberapa kesulitan dan kendala dalam memilih diantara
kesembilan metode seleksi dan penempatan, yaitu:
a.
Tingkat
validitas yang berbeda dan keterkaitan kerja yang berbeda;
b. Masing-masing metode mempunyai
tingkat reliabilitas atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar dibandingkan
waktu;
c.
Metode
tersebut mempunyai tingkat biaya yang bervariasi, dari yang mulai tidak mahal
hingga biaya yang sangat mahal;
d. Orientasi nilai (efiensi,
kepentingan, keadilan) dari sebuah organisasi juga mempengaruhi dalam pemilihan
metode seleksi dan penempatan.
8. Strategi Validasi Tes
Tes yang valid bukan saja secara
legal dipertahankan di bawah peraturan-peraturan , tetapi jga berakibat dalam
mempekerjakan true positives dan
penolakan fals negatives untuk
mengadopsikan pendekatan yang bagus
berikut :
a. Mengidentifikasikan kelompk-kelompok
jabatan dengan jumlah pekerja yang paling banyak.
b. Mengidentifikasikan jabatan-jabatan
yang paling mungkin menjadi suatu subyek dari penyelidikan atau perkara hukum.
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Seleksi
adalah proses identifikasi dan pemilihan orang atau orang – orang dari
sekelompok pelamar yang ada melalui serangkaian tahapan tes, sehingga diperoleh
tenaga kerja yang paling sesuai atau yang paling memenuhi syarat dan kriteria
yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu
yang telah tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga
kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan
deskrifsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan
organisasi/perusahaan.
Beberapa
kualifikasi berikut ini menjadi dasar dalam proses seleksi, yaitu Keahlian,
Pengalaman, Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Kondisi fisik, Tampang, Bakat,
Temperamen, dan Karakter.Ada beberapa cara seleksi dalam mengadakan pemilihan
tersebut menurut Drs.Manullang yaitu seleksi
ilmiah dan non
ilmiah. Serta ada
dua cara dalam teknik seleksi, yaitu teknik
seleksi menggunakan interview
dan menggunakan
assessment center.
Saran
Dalam
melakukan seleksi tenaga kerja hendaknya setiap organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan senantiasa berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan
menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif, yaitu organisasi harus melakukan analisis
jabatan yang baik sebelum melakukan serangkaian proses seleksi dan penempatan
SDM, dan dengan memilih
metode seleksi SDM yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi.Serta menempatkan karyawan baru sesuai
dengan analisis jabatan yang telah dilakukan sebelumnya dan disesuaikan dengan
hasil seleksi karyawan yang bersangkutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Referensi buku :
Faustino Cardooso Gomes,1997,Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
Kolonel Kal. Susilo Martoyo, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta
T. Hani Handoko, Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta
Referensi website :
http://sasmitadp31.blogspot.com/2012/04/penempatan-pegawai.html
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=3203
http://mastarmudi.blogspot.com/2010/03/seleksi-dan-penempatan-kerja.html
http://mursydelriva.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_14.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kesan-kesan