Sabtu, 13 Oktober 2012

Kemacetan "Santapan" Warga Jakarta


Jakarta identik dengan kemacetan. Ruwet bak benang kusut, hingga kini kemacetan di Ibu Kota terus menjadi "santapan" warga Jakarta. Penyebab kemacetan pun banyak faktornya. Salah satu biang penyebab kemacetan di Jakarta adalah jumlah kendaraan terus meningkat, namun tak diimbangi dengan penambahan ruas jalan raya.

Akibatnya banyak orang yang menghabiskan waktu hanya untuk dijalan saja. Menjadikan "macet" alasan yang paling sering digunakan bagi warga Jakarta yang pergi bekerja. Banyaknya kendaraan tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan jalan di Jakarta.

Buruknya sistem transportasi massal juga mengakibatkan sebagian orang beralih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum. Berdasarkan data yang diperoleh dari SCTV, ada sekitar 7,25 juta atau 98,8 persen pengguna kendaraan pribadi. Sedangkan sekitar 89 ribu atau 1,2 persen pengguna angkutan umum, termasuk kereta rangkaian listrik dan busway.

Belum lagi, serbuan pekerja commuter sebanyak 1,5 juta orang alias pekerja yang datang setiap harinya dari daerah sekitar Jakarta.

Beragam komentar pun muncul dari warga. Keluhan mereka umumnya seragam, yakni ruwetnya kemacetan lalu lintas di Ibu Kota. Memang, bila tak segera dikendalikan, diprediksi pada 2014 Jakarta akan macet total.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bukan hanya berpangku tangan. Pemerintah setempat telah berupaya mengurai kemacetan dengan membangun jalan layang non tol ruas Kampung Melayu-Tanahabang sepanjang 3,5 kilometer dan ruas Pangeran Antasari-Blok M sepanjang 4,8 km. Sistem transportasi juga akan dibuat terintegarasi.

Berjuta solusi boleh saja ditawarkan. Namun, warga tentunya menanti bukti. Apalagi, sebagian warga menganggap waktu mereka terbuang percuma di jalan lantaran macet.
Semoga dengan terpilihnya Gubernur baru DKI juga membawa angin segar untuk masalah macet di Ibukota.

Potret suasana Lalu Lintas Jakarta




Sumber data :

berita liputan 6

0 Comments:

Designed by Animart Powered by Blogger