Judul : Soegija 100% Indonesia
Penulis : Ayu utami
Penerbit
: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal : 145 halaman
ISBN : 978-979-91-0454-0
Buku ini
menceritakan tentang pahlawan Soegija. Soegija
lahir 25 November 1896, di Soerakarta, Jawa Tengah. Nama lengkapnya,
Mgr. Albertus Soegijapranata. Keluarganya terbilang cukup mapan, bahkan lebih
dari cukup. Ia bukan rakyat biasa, melainkan bagian dari Abdi Dalem Kasunanan
Surakarta. Karena dasar latar keluarga itulah ia berkesempatan masuk ke suatu
sekolah yang cukup prestise.
Dari sekolah
Kolose Xaverius Muntilan, Soegija mendapatkan kesempatan bersekolah memperdalam
ilmu ke Eropa. Ia direstui oleh gurunya, Romo Frans van Lith –bernama
lengkapFranciscus Georgius Josephus van Lith. Frans van Lith merupakan pendiri
sekolah Kolose Xaverius Muntilan. Tergabung sebagai Yesuit Oirschot, Belanda.
Paus Yohanes Paulus II memercayainya sebagai penopang atau penancap kristen di
Jawa, khususnya di Jawa bagian tengah, saat Paus tersebut berpidato di
Yogyakarta, 1989. Frans van Lithlah orang yang mampu menyelaraskan ajaran
kristen terhadap tradisi-tradisi Jawa –selayaknya Nomensen dalam penyebaran
Kristen Protestan di tanah Batak. Di tangannyalah banyak orang pribumi masuk ke
dalam ajaran Kristen, awalnya mencapai 170-an orang, di Kulon Progo.
Sejak
itulah, Soegija dikenal orang-orang, yang mengenalnya sejak kecil, telah
memasuki fase dan dunia baru, dunia kepercayaan yang baru baginya, Kristen.
Sebelumnya, Soegija merupakan individu yang menganut kepercayaan Islam-Jawa. Ia
mulai terpengaruh pikiran-pikiran kekristenan sejak studi di Kolose Xaverius
Muntilan. Sekolah ini terbilang prestise, dibandingkan sekolah-sekolah lainnya
yang ada pada saat itu. Konsep sekolahnya ialah pengasingan –suatu konsep
pendidikan yang sangat efektif. Apalagi di dalam bahasa pengantarnya, sekolah
ini menggunakan tiga bahasa sekaligus, yaitu bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan
bahasa Belanda. Ia pun tinggal di asrama, di Kolose Vaverius Muntilan itu. Di
sekolah itulah ia mulai memikirkan perihal kepercayaan yang dianutnya dan
perihal kepercayaan yang akan dianutnya. Niat awalnya sekolah di sini hanyalah
ingin menjadi guru, seperti apa yang tertulis, “Saya hanya mau belajar untuk
menjadi guru di sini. Tidak mau masuk Kristen,” kata Soegija ketika akhirnya
bertemu lagi dengan Romo Frans van Lith dan rektor kolose.
Maka
dimulailah penempaan diri soegija dengan dikirim belajar ke negri belanda selama
bertahun-tahun sebelum resmi diangkat menjadi pastor. Walau belajar dinegri
org, kecintaannya pada Indonesia tetap kuat. Ia selalu menjalin hubungan
silahturahmi dgn para pejuang dan pejabat atau pemimpin perjuangan Indonesia
kala itu. Moh.Hatta, I.J.Kasimo yg adik kelasnya memutuskan tetap menjadi awam,
Presiden Soekarno, Panglima Besar Jendral Soedirman, Soeharto, Adisucipto,
Ign.Slamet Riyadi dan lai lain sedikit banyak juga berhubungan dgn Romo Kanjeng
ini. Hingga akhirnya Ia ditunjuk oleh Paus diVatikan utk menjadi Uskup dari
Keuskupan Agung Semarang, Soegija pun tetap memperhatikan semua org tnpa
memandang agama, suku dan ras-nya.
Ia mungkin
tak memanggul senjata, tapi ia berjuang demi Indonesia dimeja negosiasi. Ia
menggagalkan perampasan Gedung Gereja yg menjadi tempat ibdah dan tempat
berlindung para umat dan rakyat utk dijadikan gudang persenjataan jepang.ia
menggagalkan pembantaian besar-besaran pada pejuang Indonesia, yg akan
dilakukan oleh tentara Jepang yg malu dan marah karena kekalahan mereka.
Hingga
akhirnya Ia harus menghembuskan nafas terakhir di belanda karena sakit dalam
persiapannya menghadapi Konsili Vatikan, Ia masih saja memikirkan bangsanya. Ia
pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Giri Tunggal Semarang atas permintaan Presiden Soekarno dan memberinya gelar
Tokoh Nasional dan Jenderal Anumerta. Soegijapranoto adalah pahlawan, yg 100%
Katolik dan 100% Indonesia.
Ayu utami
menggambarkan kebudayaan dan situasi penjajahan belanda dan jepang dgn baik.
Dan menyisipkan info-info yg berkaitan dgn agama dan tradisi Katolik agar
cerita tentang kehidupan Soegija menjadi lebih mudah dimngerti. Covernya pun
menarik minat pembaca menurut saya. Beberapa kata dituliskan tak menggunakan
spasi seperti : tanahair, mataair omongkosong, . tapi mungkin itulah gaya pop
masa kini.
0 Comments:
Post a Comment