Kamis, 29 November 2012

Tugas Resensi


Judul  : Soegija 100% Indonesia
Penulis   : Ayu utami
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal  : 145 halaman
ISBN  : 978-979-91-0454-0




 Buku ini menceritakan tentang pahlawan Soegija. Soegija  lahir 25 November 1896, di Soerakarta, Jawa Tengah. Nama lengkapnya, Mgr. Albertus Soegijapranata. Keluarganya terbilang cukup mapan, bahkan lebih dari cukup. Ia bukan rakyat biasa, melainkan bagian dari Abdi Dalem Kasunanan Surakarta. Karena dasar latar keluarga itulah ia berkesempatan masuk ke suatu sekolah yang cukup prestise.
Dari sekolah Kolose Xaverius Muntilan, Soegija mendapatkan kesempatan bersekolah memperdalam ilmu ke Eropa. Ia direstui oleh gurunya, Romo Frans van Lith –bernama lengkapFranciscus Georgius Josephus van Lith. Frans van Lith merupakan pendiri sekolah Kolose Xaverius Muntilan. Tergabung sebagai Yesuit Oirschot, Belanda. Paus Yohanes Paulus II memercayainya sebagai penopang atau penancap kristen di Jawa, khususnya di Jawa bagian tengah, saat Paus tersebut berpidato di Yogyakarta, 1989. Frans van Lithlah orang yang mampu menyelaraskan ajaran kristen terhadap tradisi-tradisi Jawa –selayaknya Nomensen dalam penyebaran Kristen Protestan di tanah Batak. Di tangannyalah banyak orang pribumi masuk ke dalam ajaran Kristen, awalnya mencapai 170-an orang, di Kulon Progo.
           
Sejak itulah, Soegija dikenal orang-orang, yang mengenalnya sejak kecil, telah memasuki fase dan dunia baru, dunia kepercayaan yang baru baginya, Kristen. Sebelumnya, Soegija merupakan individu yang menganut kepercayaan Islam-Jawa. Ia mulai terpengaruh pikiran-pikiran kekristenan sejak studi di Kolose Xaverius Muntilan. Sekolah ini terbilang prestise, dibandingkan sekolah-sekolah lainnya yang ada pada saat itu. Konsep sekolahnya ialah pengasingan –suatu konsep pendidikan yang sangat efektif. Apalagi di dalam bahasa pengantarnya, sekolah ini menggunakan tiga bahasa sekaligus, yaitu bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa Belanda. Ia pun tinggal di asrama, di Kolose Vaverius Muntilan itu. Di sekolah itulah ia mulai memikirkan perihal kepercayaan yang dianutnya dan perihal kepercayaan yang akan dianutnya. Niat awalnya sekolah di sini hanyalah ingin menjadi guru, seperti apa yang tertulis, “Saya hanya mau belajar untuk menjadi guru di sini. Tidak mau masuk Kristen,” kata Soegija ketika akhirnya bertemu lagi dengan Romo Frans van Lith dan rektor kolose.
Maka dimulailah penempaan diri soegija dengan dikirim belajar ke negri belanda selama bertahun-tahun sebelum resmi diangkat menjadi pastor. Walau belajar dinegri org, kecintaannya pada Indonesia tetap kuat. Ia selalu menjalin hubungan silahturahmi dgn para pejuang dan pejabat atau pemimpin perjuangan Indonesia kala itu. Moh.Hatta, I.J.Kasimo yg adik kelasnya memutuskan tetap menjadi awam, Presiden Soekarno, Panglima Besar Jendral Soedirman, Soeharto, Adisucipto, Ign.Slamet Riyadi dan lai lain sedikit banyak juga berhubungan dgn Romo Kanjeng ini. Hingga akhirnya Ia ditunjuk oleh Paus diVatikan utk menjadi Uskup dari Keuskupan Agung Semarang, Soegija pun tetap memperhatikan semua org tnpa memandang agama, suku dan ras-nya.
Ia mungkin tak memanggul senjata, tapi ia berjuang demi Indonesia dimeja negosiasi. Ia menggagalkan perampasan Gedung Gereja yg menjadi tempat ibdah dan tempat berlindung para umat dan rakyat utk dijadikan gudang persenjataan jepang.ia menggagalkan pembantaian besar-besaran pada pejuang Indonesia, yg akan dilakukan oleh tentara Jepang yg malu dan marah karena kekalahan mereka.
Hingga akhirnya Ia harus menghembuskan nafas terakhir di belanda karena sakit dalam persiapannya menghadapi Konsili Vatikan, Ia masih saja memikirkan bangsanya. Ia pun  dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang atas permintaan Presiden Soekarno dan memberinya gelar Tokoh Nasional dan Jenderal Anumerta. Soegijapranoto adalah pahlawan, yg 100% Katolik dan 100% Indonesia.
Ayu utami menggambarkan kebudayaan dan situasi penjajahan belanda dan jepang dgn baik. Dan menyisipkan info-info yg berkaitan dgn agama dan tradisi Katolik agar cerita tentang kehidupan Soegija menjadi lebih mudah dimngerti. Covernya pun menarik minat pembaca menurut saya. Beberapa kata dituliskan tak menggunakan spasi seperti : tanahair, mataair omongkosong, . tapi mungkin itulah gaya pop masa kini.

0 Comments:

Designed by Animart Powered by Blogger